Ketika yang ada tidak diperjuangkan, akan menjadi kenangan yang membekas lama.
Diary,
aku ga tau siapa yang salah, tapi semalem itu aku bener-bener
nostalgia. Semua, semua kenangan itu muncul dan terputar seperti film
dengan sendirinya dikepalaku. Aku sama sekali ga berusaha melupakan itu,
aku malah duduk dalam diam, menikmati semua kenangan yang sudah lewat
itu. Aku sadar, ga harusnya aku bermain-main kayak gini, tapi beneran
deh, aku kangen banget sama masa itu.
Bermula dari kehampaan, lalu
secara tiba-tiba masuk dan merasuki kehidupanku, kira-kira begitulah
gambarannya. Yang tadinya hidupku biasa-biasa aja, jadi perlahan-lahan
berubah, seiring waktu yang berjalan. Mengubah pikiran, akal dan...
hatiku.
Ini ga murah diary, ini bukan suatu yang murahan.
Ini mahal harganya. Gak, bukan mahal, tapi ngga ternilai diary. Sesuatu
yang ngga ternilai itu sekarang jadi kosong begitu aja, meninggalkan
bekas yang harus aku derita sendirian, tanpa diketahui orang lain. Aku
bisa apa? Ga ada. Aku hanya bisa termenung, terpikirkan saat-saat itu
sambil sesekali tersenyum ketika celoteh dan tawa itu terdengar
samar-samar.
Menyesal, diary. Aku menyesal saat tersadar
semua sudah berlalu. Pergi begitu saja dan tidak menyisakan keindahan
sedikitpun didalam sini. Tiap rangkaiannya mengundang air mataku, tapi
berhasil kutahan mengingat semua itu tinggal kenangan, berbekas,
mengukir indah dihatiku. Aku kembali sadar, terlalu egois jika aku
menangisi semua yang telah pergi padahal dilain sisi, ada banyak pribadi
yang berhasil menahan getaran itu. Ada banyak pribadi yang berhasil
melangkah tegap, keluar dari lingkaran kenangan itu sambil mengangkat
kepala, tanpa menoleh ke belakang. Aku akan jadi orang yang paling
egois, jika aku membiarkan air mata itu turun dan meratapi apa yang
sudah terjadi.
Tahukah, diary? Aku rindu saat-saat
itu. Waktu yang berlalu begitu saja saat itu jadi mahal harganya. Jika
waktu bisa terulang, aku ingin menikmati tiap menitnya, tiap detiknya.
Aku ingin menjadikan diriku 'pemain utama' didalamnya, dimana semua
kamera mengarah kepadaku dan aku menikmati setiap sorotan dan jepretan.
Aku akan sangat menghargai pemain lainnya, menjadikan mereka serupa
dengan diriku, memperlakukan mereka sama seperti aku memperlakukan
diriku, aku akan menghargai latar dimana aku bercerita, aku akan
menghargai lantai tempat kuberpijak, aku akan menghargai setiap sorotan
mata yang memandangku. Karena baru aku sadari, saat-saat itu terlalu
bermakna, diary.
No comments:
Post a Comment